BY FARIDA MUSYRIFAH

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka. (HR Hakim).

Menurut hadis tersebut, nilai seseorang ditentukan oleh progresnya dalam berproses, artinya melakukan konsep perbaikan diri dan peningkatan kualitas hidup untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, karena itu Islam mengajarkan akan pentingnya introspeksi dan evaluasi diri. Untuk memaknai hadis tersebut, menjadi “mahasiswa” di zaman di era digital dituntut lebih dari sekadar transkrip nilai yang bagus. Di panggung global, kecerdasan akademik harus berpadu dengan kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan keberanian untuk menciptakan perubahan. Kata kunci Inovasi bukan soal “ingin” lagi, tapi soal “harus”. 

Strategi menjadi mahasiswa yang kreatif dan inovatif di era digital adalah sebagai berikut:

  1. Tingkatkan Rasa Keinginan untuk Belajar

Strategi meningkatkan rasa ingin belajar dengan manfaatkan platform pendidikan online, seperti Coursera, edX, YouTube, teknologi kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan internet of things (IoT) (Kinkin Karimah Nursaya’bani, Farah Falasifah 2025).

  1. Berpikir Kritis dan Analitis

Seorang mahasiswa yang kreatif dan inovatif harus mampu berpikir logis, menganalisis permasalahan dari berbagai perspektif, dan menghasilkan solusi yang lebih efektif (Ali et al. 2023). 

  1. Kolaborasi dan Networking

Dalam era tanpa sekat ini, networking menjadi salah satu cara terbaik untuk mengembangkan ide dan memperluas wawasan. Strategi yang dapat silakukan adalah  dengan bergabung komunitas  yang memiliki pandangan berbeda, berbagi ide, dan berkolaborasi untuk menghasilkan proyek inovatif. Serta memanfaatkan media sosial profesional untuk membangun jaringan profesional dan berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki minat serupa (Nasution et al. 2025).

  1. Baca dan Konsumsi Beragam Sumber Pengetahuan

Membaca bukan hanya tentang buku, tetapi juga artikel atau jurnal di luar bidang studi. Ini akan membuka wawasan baru yang dapat menginspirasi ide kreatif dan inovatif. Selain itu podcast dan webinar adalah sumber pengetahuan yang sangat berguna untuk belajar dari para ahli di bidang tertentu (Verdinandus Lelu Ngongo, Taufiq Hidayat 2019). 

Keyword: Mahasiswa, Inovatif, Era Digital

Referensi

Ali, Nuraliah, Mulida Hayati, Rohmatul Faiza, Alfi Khaerah, Palangka Raya, and Nuraliah Ali. 2023. “Artificial Intelligence ( AI ) Dalam Pendidikan Islam : Trends , Persepsi , Dan Potensi Pelanggaran Akademik Di Kalangan Mahasiswa.” Indonesian Journal of Islamic Religious Education (INJIRE) 1(1):51–66.

Kinkin Karimah Nursaya’bani, Farah Falasifah, Sofyan Iskandar. 2025. “Strategi Pengembangan Pembelajaran Abad Ke-21 :” JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) 8:109–16.

Nasution, Juni Sahla, Annisa Lestari Harahap, Fifi Indriani Hasibuan, Zahra Humairoh Gajah, Islam Negeri, and Sumatera Utara. 2025. “Manfaat Media Sosial Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Mahasiswa Di Era Digital.” 3(1):43–49.

Verdinandus Lelu Ngongo, Taufiq Hidayat, dan Wiyanto. 2019. “Pendidikan Di Era Digital.” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang 628–38.

Sumber gambar: https://www.prasetiyamulya.ac.id/cara-mahasiswa-meningkatkan-kreativitas-di-lingkungan-kampus/