Ika Tri Susilowati, M.Pd.
Belajar Bahasa Inggris sering kali terasa “menakutkan” bagi banyak mahasiswa, terutama mahasiswa yang berasal dari program studi non-bahasa. Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) pun sering mengalami hal yang sama: kurang bersemangat, sulit memahami materi, Bahasa Inggris tidak relevan dengan bidang mereka, sehingga motivasi belajar cenderung rendah dan merasa bahwa bahasa Inggris “tidak ada hubungannya” dengan bidang yang mereka pelajari.
Padahal, di era globalisasi sekarang ini, kemampuan berbahasa Inggris justru menjadi kompetensi penting untuk memperluas wawasan, mengakses literatur internasional, hingga berdiskusi tentang isu-isu pendidikan Islam secara lebih luas, serta memahami perkembangan pemikiran Islam kontemporer.
Salah satu cara efektif untuk menumbuhkan minat belajar Bahasa Inggis adalah dengan menghadirkan strategi pembelajaran yang lebih relevan dan dekat dengan dunia mahasiswa. yaitu dengan mengintegrasikan materi Bahasa Inggris dengan konten yang relevan dengan Pendidikan Islam. Pendekatan ini membuat mahasiswa merasa bahwa Bahasa Inggris memiliki hubungan langsung dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari. Misalnya, mahasiswa dapat mempelajari kosakata dan teks tentang Islamic education, adab of seeking knowledge, tokoh ulama dunia, hingga diskusi keislaman dalam perspektif global. Inilah pendekatan yang membuat mahasiswa merasa: “Oh, ternyata Bahasa Inggris itu nyambung dengan apa yang saya pelajari selama ini.”
Menurut Harmer (2015), pembelajaran yang bermakna dan dekat dengan pengalaman peserta didik terbukti meningkatkan motivasi intrinsik mereka. Dalam konteks mahasiswa PAI, penggunaan materi Islami dalam latihan membaca, menulis, maupun berbicara dapat menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus memperkaya pemahaman keagamaan mereka melalui media berbahasa Inggris.
Selain itu, Richards dan Rodgers (2014) menekankan pentingnya pendekatan komunikatif yang melibatkan konteks nyata dalam pembelajaran bahasa. Dengan menghadirkan tema-tema seperti pendidikan karakter dalam Islam, moderasi beragama, atau kepemimpinan Nabi sebagai bahan diskusi dalam bahasa Inggris, mahasiswa dapat merasakan bahwa bahasa Inggris bukan sekadar mata kuliah wajib, tetapi alat untuk memperluas wawasan keilmuan mereka.
Melalui materi kontekstual berbasis Pendidikan Islam, pembelajaran Bahasa Inggris menjadi lebih relevan dan menyenangkan. Dosen dapat membantu mahasiswa melihat hubungan antara kompetensi bahasa dan peran mereka sebagai calon pendidik Islam yang siap berkontribusi dalam ruang global. Dengan demikian, menumbuhkan minat belajar bukan hanya soal metode, tetapi juga tentang menghadirkan makna dalam proses pembelajaran.
Referensi:Harmer, J. (2015). The Practice of English Language Teaching (5th ed.). Pearson.
Richards, J. C., & Rodgers, T. (2014). Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge University Press.
Mahmoud, A. (2020). Integrating Islamic Content in English Language Teaching: A Contextual Approach. Journal of Islamic Education Studies, 5(2), 112–120.